Jepang dan Rusia Secara Teknis Masih Berperang, Kenapa?
Setelah Perang Dunia 2, banyak negara sekarang sudah berdamai dan saling memperbaiki hubungan mereka satu sama lain.
Mereka seakan melupakan hal yang telah berlalu, dan lebih fokus kepada masa yang akan mendatang, karena mereka percaya dengan kerjasama semuanya akan lebih mudah dan menguntungkan.
Tidak terkecuali negara Jepang dan Rusia yang merupakan rival pada Perang Dunia 2, namun ternyata sampai sekarang Jepang dan Rusia secara teknis masih berperang, kenapa?
Latar belakang
Pada tahun 1932-1939 Rusia yang pada saat itu adalah Soviet Union terlibat perang dengan Jepang memperebutkan batas negara antara Jepang yang saat itu menduduki wilayah Korea dengan Soviet.
Ketengangan Jepang dan Soviet tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 1937, Jepang menginvasi China, dan disana Soviet membantu negara China dengan memberikan peralatan perang.
Tercatat pada bulan Oktober 1937 sampai September 1938 Soviet mengirimkan 82 tank, 1,300 Artileri, 54,000 senampan mesin, dan 1,550 truk dan traktor, hal itu menambah persekutuan kedua negara ini semakin memanas.
Jepang kalah dalam Perang Dunia 2
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang mengumumkan menyerah dan menandakan berakhirnya Perang Dunia 2, saat itu disampaikan oleh Kaisar Hirohito.
Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah 2 kota industrinya di bom oleh sekutu, yaitu Hiroshima dan Nagasaki.
Pasca Perang Dunia 2
Pada tahun 1956 hubungan antara Rusia dan Jepang mulai membaik dengan adanya sebuah deklarasi, dimana keadaan diplomatik kedua negara tersebut sudah kembali membaik.
Juga terdapat pertukaran-pertukaran tahanan perang semasa Perang Dunia 2, dalam deklarasi itu Rusia juga mengambil 4 pulau kecil dari Jepang, dan Rusia berjanji akan mengembalikanya setelah ada pernyataan perdamaian secara formal.
Namun, sampai saat ini Jepang dan Rusia belum mengadakan pernyataan damai secara formal, dan 4 pulau tersebut belum dikembalikan kepada Jepang. Hal itu yang membuat Jepang dan Rusia secara teknis masih dalam kondisi peperangan.
Terlepas dari semua itu, kedua negara tersebut berhubungan sangat baik, mereka saling membantu dan bekerjasama dalam banyak hal, seperti dalam masalah ekonomi.